twitter



KUNGKUMAN ing Tugu Soeharto


                  Masyarakat sekitar meyakini cerita,konon ketika Almarhum Presiden Soeharto masih hidup upacara ritual dilakukan bersama Almarhum Romo Diyat (guru spritual Soeharto). Nama Tugu Soeharto bermula saat Presiden RI ke-dua Soeharto yang kala itu berpangkat mayor bertugas di Semarang dalam perang melawan Belanda. Saat itu beliau lari ke arah selatan kota yang saat itu masih berupa hutan, beliau melompat ke sungai yang merupakan pertemuan dua arus sungai, dan kemudian menancapkan tongkat dan berendam di sana. Menurut cerita, Tugu Soeharto yang berada di Kali Garang, Sampangan, merupakan tempat persembunyian mantan Presiden Soeharto saat menghindari kejaran tentara Belanda. Pada saat itu, dia melakukan kungkum di dalam sungai yang merupakan pertemuan antara Kali Kreo dan Kali Gunungpati. Di titik inilah kemudian dibangun monumen yang bernama Tugu Soeharto dan masyarakat yang ikut percaya pada aliran kejawen Soeharto ikut melanjutkan tradisi berendam atau kungkum tersebut.
     
Masyarakat Jawa yang masih memegang teguh nilai-nilai tradisi memang masih sering melaksanakan ritual-ritual yang biasa dijalankan para leluhurnya. Termasuk dalam sebuah ritual dalam menyambut tahun baru dalam penangggalan Jawa ini (atau Tahun Baru Hijriah dalam Kalender Islam). Di masing-masing daerah pasti memiliki tradisi dan ritual sendiri. Seperti yang terjadi di Kelurahan Bendan Duwur, Sampangan, Semarang, untuk menyambut malam 1 syura daerah ini mengadakan ritual kungkum (ngalap berkah) yang dilakukan di pertemuan antara arus Kali Garang dan Kali Kreo yang letaknya berada di  Tugu Soeharto. Ritual tersebut sudah dilakukan  sejak dulu dan menjadi tradisi tahunan dalam menyambut tahun baru Islam.
Sebagian masyarakat mempercayai dengan melakukan ritual tersebut mereka akan mendapatkan berkah dan keselamatan serta akan dikabulkan keinginannya. Karena mereka menganggap bahwa kepercayaan yang mereka yakini sebagai nilai spiritual yang terdapat di Tugu Soeharto. Bahkan sebagian warga percaya dengan melakukan ritual tersebut,mereka akan sembuh dari penyakit kulit. Namun, bagi mereka yang kurang meyakini hal tersebut mereka hanya sekadar ikut-ikutan turun ke pertemuan arus tersebut untuk membuktikan kebenaran akan pertemuan arus tersebut.


                  Pada tradisi Kungkuman malam 1 Syura dilakukan setiap tahun sekali, dimana rangkaian acara tradisi tersebut terdapat hiburan-hiburan malam, seperti pasar malam dan orkes dangdutan. Yang kemudian di puncak acara, sekitar jam 11 malam masyarakat berbondog-bondong ke arah Kali atau hanya sekadar menonton di sepanjang jembatan. Setelah tengah malam, sebagian masyarakat mulai turun ke Kali untuk melakukan ritual kungkum dan mandi, atau hanya sekadar menyaksikan ritual tersebut. Masyarakat tidak dapat memastikan sampai kapan ritual kungkum seleasi, karena berakhirnya ritual bergantung pada setiap individu yang melakukannya.
Sumber Wawancara Ketua Panitia Suronan Tugu SOeharto 2013

0 comments:

Post a Comment


web stats