5 Di
Kesunyian sebentar katha, ucapan itu samudramanthana , terlihat(lah) anggapan uccaisrawa itu ,
tanda-tandanya sang winata digunakan oleh sang kadru. Jalannya, jadi :
10 Semua
suku dewata mahom, pucuk dari mahameruparwata hinomnya pinakadon terpanggil
oleh dewa itu. Ikut(lah) suku daiityaanawa mahom itu. Karena ingin semua
berkedudukan dewa. di pahom kelompok dewa –daitya berkata(lah) sang hyang
narayana :
,,Jika
berkeinginanku di dewa, hanya semua suku hyang,
Utsahakaryapiditah
Jangan
palingkan kekuasaanmu dari Ksirarnawa
karena di depan mata pinakonggwan itu dewa. Sebab pertemuan itu perputaran
dewa sakapoyanya puteren. Sapi itu liar.
15 Begitulah
kata sang Hyang Narayana, yang diperindah oleh dewasurasanggha. Dia berjalan
mendatangi Ksiramawa. Dia disebut Mandragiri, gunung di Sangkhadwipa, bumi itu
dikelilingi oleh laut Ksranawa: Puncanya ekadasahasrani
sebelas ribu yojana; adhobhumeh sasrani
, beberapa pantainya sekitar serinu yojana. Begitulah kemajuan iitu yang
seperti Mandragiri. Tetapi dia dicabut
oleh sang hyang Anantabogha, mengikuti semua
20 isinya,
menjatuhkan ke Ksirnawa, berguna untuk putra laut itu. Dewata berbicara kepada sang hyang Samudra :
,,Kamu memberi hyang Sagara, ayo k ita tidak
menderita
25 untuk
menulis gajah. Tetapi siddha datang dari Ksrarnsawa dengan abadi, batas
bahagianya tribhuwana dan mahadibyanta mapu menghilang ke kelompok hyang yang cocok.”
Begitulah
kata sang kelompok dewata, sang hyang Samudra menyukainya. Ada yang disebut
sang Akupa, Kurmaraja, ratunya kura-kura, cerita ruh bhatara Wisnu dulu. Dia
menyuruh dhumaranawak dari sang hyang Mandradri, di gunung menurut
30 dasarnya
bungkah, dia mengikuti tidak pingsora. Sang hyang Basuki menjadi kecil seperti parswa gunung,=, dan sang hyang Indra
naik ke agranya, menjadi pemandu di puncak, tidak bersungguh-sungguh
menyebarnya. Sampai selesai sapi-sapi liar itu, Selesainya sang dewasura dengan
menusuk sang Basuki seperti tali-tali Mandracala. Beberapa dari semua sang
dewata mengatur keadaan naganya; daityasangghammunggw itu kepalanya naga.
Diapun menusuknya, keuarlah api yang menyembur dari hidung naga, menjadikan
asura yang sulit untuk
5 didapatkan.
Tidak adadenyarambhana yang keluarnya berkurang
dengan abadi. Bhairawa berteriak-teriak dengan gembira sejadi-jadinya. Dan juga
kata gemuruh laut di pusakarawartaka itu. Suara mata mega ketika berada di pralaya. Tidak ada tindakan
10 yang
dilakukannya.
Dari lamanya Mandracakala
menutar kegaduhan dengan melemparkan batu. Kayu-kayunya runtuh.Mengikir memisahkan lubang
lainnya,Dia Pasanigharsana menyemburkan api yang menyalanya tidak terkurur,
membakar hutann-hutan dan semua binatangnya yang mengakibatkan singa babi hutan
badak yang berlarian tanpa mengerti
tujuannya. Begitu juga dengan ikan yang ada di laut yang terbuang terlempar ke
Lamanasagara berputaran di Mandracala. Beberapa sang hyang Baruna itu
melemparkan cakram kepada bhatara Wisnu supaya menjadi merana ketika mendatangi
patala, menahan kebalikan dari Ksirarnawa, lengket seperti menanak, karang yang
tajam panas sepertiapi yang menyala ke parswa menuju Mandragiri dan percikan
racun wajah
20 sang
Basuki.
Sang
hyang Indra teringat penderitaan dewasura karena adanya api yang
mengelilingnya, mega itu penghormatannya. Munculah dia dari seluruh wilayah, gunung,
laut awan terlihat merata serta halilintar yang bergemuruh. Dia telah sadar,
selesai memadamkan api. Beberapa lemak yang berasal dari binatang yang terbakar
karena api, darahnya tidak keluar dari kayu-kayu, Dia itu sama seperti arus
yang mengalir ke Lawanasagara. Kian
25 lama melengket, dia mengarahkan untuk
mengelilingi dewasura, akhirnya hilanglah kesaktian bhatara Wisnu.
30 tatah ksirad abhud ghrtam
Akhirnya
minmyak itu tidak muncul dari pohon, yang terlihat ; bulan yang hanya tinggal
separuh, dahuUccaisrawa, mengikuti lu ; mengikuti bhatara Sri, tidak mengikuti
Suura sri Laksmidewi, tidak mengikuti
Kostubhamani.
dewo yata tatwa jagmuh
Sesampainya
di dewata, tidak ada yang datang ke daitya.
nadantwarih
tuta dewah
Selesainya
Dantwari tidak muncul kamandalu putih,
5 keadaan
itu terjadi di amrta. Dia mengambilnya dari daitya.
mamedam ati jampatih
,,Ini
bagianku”. Begitulah kata dan ucapannya. Penyelesaiannya itu khir dari amrta
yang muncul nanti. Mandaraparwata itu membawa tempat kepada Sangkhadwipa, sang
suku dewata beristirahat. Bhatara Wisnu berangan-angan
10 karena
amrta membawanya. Membuatnya
berkhayal tentang wajah perempuan, pekerjaan
yang telah selesai dengan baik, datang dengan menunggangi wujud daitya.
sarwa kadgatwamanatah
Begitulah
pendekatan yang terlihat. Kegembiraan itu mengarah pada daitya yang
melihat perempuan. Tidak merupakan
kehilangan amrta, melainkan wujud
Wisnulah dia.
15 Terlihat
daitya, marahlah dia. Dengan menyiapkan senjatanya, seperti gada tomara
diambilnya, mengikuti sang hyang Wisn. Dia berkuasa,tidak semua dewa datang
seperti sang hyang Brahma,
20 sang
hyang Iswara, menolong sang hyang Wisnu. Menangkap perang itu; peperangannya
dekat dengan Lawanambharnawa, Sangkhadwipa yang berada di tepi Lawanasagara.
Terdapat tatanan dalam pertandingan itu, keganasan yang hebat, keberanian yang
berganti tujuan. Ternyata perang itulah yang dialami oleh sang hyang Wisnu,
yang diikuti oleh angan-angannya arah rodanya yang menuju ke daitya.
Datang
dari posisinya, munculah dia dari angkasa.
jwalitahutasanasamaprabhumi.
Tujuannya bagian pinggir api yang menyala. Dia melemparkan cakram ke
bhatara Wisnu dari daitya, putuslah lehernya.
5 satasahaasrasah martah
Beratus
ribu yang mati. Itujuga karena
Narayanastra yang mengarahkannya ke nisitasara. Menepi ke tempat tidak ada
kabung.Yang mati itu diselamkan ke laut, Meninggalkankan patala.tidak terlalu
daitya yang besar, darah yang demikian itu menjelma ke sungai, mengalir sampai
ke Lawanasamudra.
10 aditya lohitarakte
Sang hyang aditya berubah menjadi merah. Demikian juga jasadnya.
adrim
iwa pisawani dhaturaktani sonite
Tujuan
puncak menguki akarr menjadi merah, demikian juga dengan kali yang terdapat
jasad yang tergeletak di prthiwitala.
15 Daitya
sudah kelelahan, kembalilah bhatara Wisnu menuju dewasanggha berangkat dari
amrta. Wisnu telah sampai di pantainya, sampai amrta dia minum. Dia
meredamkan amarahnya yang hampir membuat
mati. Tidak mendengarkan raksasa, anak dari sang Wipracinti berjabat tangan
dengan Singhika. Wujud dia itu dewata yang meminum air amrta. Mengetahui sang
hyang Candraditya raksasa, belajarlah dia ke bhatara Wisnu. Sampai waktunya
amrta berada pada leher,
20 lehernya
putus. Lawannya jatuh lemah dan juga parwatasikharanya jatuh. Prthiwi tidak
bergoyang, berulah dia kepada keluarganya. Kepalanya tidak sampai angkasa
karena keramatnya di amrta. Tetapi tubuhnya mati, karena tisak sampai amrta.
dari sakitnya kemudian nasihat sang hyang Candraditya
25 dari
bhatara Wisnu.
bhaksanaiwa
rawicandrah
Dia
mengikuti kemarahan sang hyang Candraditya. Memakan tubuhnya sampai habis.